Kritik Immanuel Kant Tentang Keberadaan Tuhan

Unknown | 23.24 |
Menurut Kant, pengetahuan manusia muncul dari dua sumber utama yaitu pengalaman pancaindra dan pemahaman akal budi (rasio). Pengalaman yang diperoleh melalui pancaindra kita kemudian diolah oleh pemahaman rasio kita dan menghasilkan pengetahuan. Itu sebabnya pengetahuan manusia selalui bersifat apriori dan aposteriori secara bersamaan. Tanpa pengalaman indrawi maka pengetahuan hanyalah konsep-konsep belaka, tetapi tanpa pemahaman rasio pun pengalaman indrawi hanya merupakan kesan-kesan pancaindra belaka yang tidak akan sampai pada keseluruhan pengertian yang teratur yang menjadikannya sebagai sebuah pengetahuan.



Pengetahuan bermula dari pengalaman pancaindra yang kemudian diolah oleh pemahaman rasio untuk menghasilkan sebuah pengetahuan yang menyeluruh dan teratur. Oleh sebab itu, maka segala sesuatu yang tidak bisa dialami oleh pancaindra tidak bisa dijadikan sebagai sumber pengetahuan, tetapi hanya sebagai sebuah hipotesis belaka.

Maka objek-objek seperti tuhan tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan ketidakbenarannya karena tuhan berada di luar jangkauan pancaindra. Kita tidak akan pernah bisa mendapatkan pengetahuan tentang tuhan sejauh apa pun kita berusaha (agnostisisme).

Dari dasar inilah kemudian Kant menolak argumentasi-argumentasi yang mencoba membuktikan keberadaan tuhan.

Argumentasi pertama yang ditolak oleh Kant adalah argumentasi fisika-teologis. Menurut argumen ini, fakta di alam semesta membuktikan bahwa segala sesuatu itu memiliki keterarahan akan tujuan tertentu. Ada sebuah tatanan yang rapi di alam semesta yang menyebabkan alam semesta ini seperti telah ada yang mengatur. Semua makhluk hidup di alam semesta tidak ada begitu saja melainkan seakan-akan memiliki tujuan (telos) akhir. Dan tujuan akhir (causa finalis) dari semua keterarahan ini adalah menuju kepada tuhan, maka tuhan itu ada.

Dengan tegas Kant menolak argumen ini. Menurut Kant, pembuktian melalui data-data empiris secara teoritis tidak sah. Keterarahan yang dijadikan dasar pijakan argumen fisika teologis tidak secara langsung bisa membuktikan bahwa tuhan itu ada. Menurutnya; yang bisa disimpulkan dari argumen itu adalah adanya arsitek dunia yang aktivitasnya mungkin dibatasi oleh kapasitas makhluk padanya arsitek itu bekerja, dan bukan kreator dunia yang kepadanya segala sesuatu tunduk.

Argumen kedua yang ditolak oleh Kant adalah argumen kosmologis. Argumen ini didasarkan pada kontigensi di alam semesta (kosmos). Kontigensi artinya kemungkinan untuk ada atau tidak ada. Tetapi pada kenyataannya alam semesta ini ada, padahal alam semesta mungkin saja tidak ada. Oleh sebab itu maka alam semesta menjadi tidak niscaya alias kontigen. Karena alam semesta itu tidak niscaya pasti ia bergantung pada sesuatu yang niscaya, yang niscaya adalah tuhan. Maka tuhan itu ada.

Kant juga menolak argumen kosmologis ini. Menurut Kant, adalah benar sesuatu yang tidak niscaya (kontigen) pasti bergantung pada sesuatu yang niscaya. Akan tetapi, argumen ini hanya berlaku pada objek-objek indrawi saja. Tuhan adalah objek supraindrawi (tidak bisa diamati oleh pancaindra). Alam semesta adalah objek indrawi dan alam semesta bergantung pada objek yang supraindrawi (tuhan) adalah tidak sah secara logis. Argumen ini tidak serta merta membuktikan tuhan itu ada.

Sedangkan argumen ketiga yang juga ditolak adalah argumen ontologis. Argumen ontologis berpijak pada konsep tuhan sebagai entitas yang mahasempurna. Oleh karena tuhan mahasempurna itu berarti tuhan itu ada, karena apabila tuhan tidak ada maka tuhan tidak mahasempurna. Oleh sebab tuhan mahasempurna, maka tuhan ada.

Lagi-lagi Kant juga menolak argumentasi ini. Menurut Kant, esensi tidak dengan sendirinya menyertakan eksistensi. Ide atau konsep tentang sesuatu (seperti tuhan itu mahasempurna) tidak dengan sendirinya terkandung eksistensinya. Di dalam otak saya, saya berpikir bahwa saya mempunyai uang 100 juta. Pikiran saya itu nyata adanya, tetapi tidak berarti saya secara nyata memiliki uang 100 juta. Menurut Kant, kita tidak dapat menderivasikan (menurunkan) realitas dari konsep. Konsep saya mempunyai uang 100 juta tidak serta merta menjadikan saya memiliki uang 100 juta walaupun konsep tentang saya memiliki uang 100 juta itu benar adanya. Begitu pula konsep tuhan mahasempurna tidak serta merta menjadikan tuhan itu ada secara nyata.

Maka kemudian ada tidaknya tuhan tidak dapat dibuktikan. Kita sampai pada kesimpulan bahwa kita tidak akan pernah memperoleh pengetahuan tentang keberadaan tuhan dan ketidakberadaannya. Tuhan itu ada atau tuhan itu tidak ada kita tidak akan pernah sanggup membuktikannya. Inilah kritik Immanuel Kant tentang keberadaan tuhan sejauh yang saya pahami.


Postingan yang Bersenggama



Comments
2 Comments

2 komentar :

  1. Kritik Saya kepada tukang cukur saya
    Ada tukang cukur diskusi sm pelanggannya.
    Tukang cukur: Mas, peyan percaya gk Tuhan itu ada?
    Pelanggan: Saya percaya Tuhan ada
    Tukang cukur: Klw memang Tuhan ada kenapa Dia tdk mampu selesaikan itu lumpur lapindo, padahal sudah ribuan orang berdoa agar itu lumpur masuk lagi ke bumi dan selesaikan seabreg lagi masalah di negara qita
    Tukang cukur: sampeyan salah mas, brarti Tuhan itu tidk nyata alias tdk ada.
    Pelanggan terdiam.
    Beberapa menit kemudian lewat orang dekil dgn rambut panjang kusut sedada dan baju-clana compang-camping.
    pelanggan: Bang, tukang cukur ada banyak ya di negara qita?
    Tukang cukur: Sampeyan ngomong apa, ya jelas banyak toh, di sini saja pesaing qu ada puluhan, ini baru se RW sini.
    Pelanggan: hehe...Abang gk lihat itu orang compang-camping kok di biarin tdk diurus rambutnya? kenapa puluhan tukang cukur di sini tdk mampu selesai-in rambut itu orang, kasihan kan Bang? berarti tukang cukur tidak nyata donk.
    Tukang cukur: lha...salah dia sndiri toh gk nyamper ke sini...
    pelanggan: Insya Alloh sperti itu juga bang, Tuhan itu nyata. Klw masih seabreg kasus menimpa manusia, jgn salahin Tuhan, manusianya yang tidak mendekat ke Tuhan.

    BalasHapus
  2. Kenapa Tuhan dipaksakan ada melalui cerita-cerita dongeng yang dirawat turun temurun seperti ini...

    lebih jelasnya simak juga yang ini

    BalasHapus

Silahkan tulis komentar atau sumpah serapah anda disini.
Belum tahu cara berkomentar? klik saja DISINI