Apakah anda termasuk seorang pengguna Facebook? Atau barangkali anda sudah mencandu situs jejaring sosial tersebut? Bahkan mungkin teman, adik,
kakak, orang tua, dan sanak saudara anda juga mengalami hal sama? Tahukah anda apa Facebook itu? Apa pula dampak yang telah terjadi pada anda akibat Facebook? Lalu bagaimana pandangan Tuhan mengenai Facebook
Jika ingin tahu apa yang telah terjadi dengan Facebook. Simak berikut wawancara saya dengan Tuhan soal ini:
Saya:
Saya:
Tuhan, apakah engkau tahu situs jejaring sosial yang populer saat ini?
Tuhan:
Ya jelas tahu-lah, saya kan Tuhan. Facebook itu kan.
Saya:
Iya benar, lalu menurut-Mu bagaimana Tuhan?
Tuhan:
Awalnya sih saya senang ada orang yang bisa meciptakan Facebook sebagai media komunikasi masal, jadi manusia lebih mudah untuk membangun komunikasi dengan orang lain, walaupun orang tersebut jauh diujung dunia pun, dengan Facebook jarak yang tidak terjangkau akhirnya bisa ter-atasi. Tapi sekarang saya sangat prihatin.
Saya:
Maksudnya prihatin bagaimana Tuhan?
Tuhan:
Iya, Facebook sekarang sudah membodohkan manusia
Saya:
Kenapa tiba-tiba engkau mengatakan Facebook memperbodoh manusia Tuhan?
Tuhan:
Anda kan bisa lihat prilaku dan kebiasaan para penggila facebook.
Saya:
Saya lihat mereka menemukan keasyikan dan semakin banyak mempunyai teman di sana. Itukan situs jejaring sosial. Tempat berkumpulnya banyak orang untuk saling berteman?
Tuhan:
Maksud awalnya sih memang begitu. Tapi yang terjadi apa?
Saya:
Maksudnya?
Tuhan:
Manusia sekarang sudah terbuai, kecanduan bahkan sudah mabuk dengan Facebook. Tiada hari tanpa upadate status. Gonta ganti foto. Gosip. Membongkar-bongkar aib sendiri, chatting hal-hal yang tidak perlu dan masih banyak lagi.
Saya:
Tapi kan sangat bermanfaat sekali Tuhan. Orang-orang yang tadinya tidak tahu sama sekali dengan dunia teknologi, gara-gara Facebook sekarang sudah banyak masyarakat yang melek teknologi. Bahkan semakin mencintai dunia IT tersebut. Jadi apa yang menjadi masalah Tuhan?
Tuhan:
Ya mereka sudah menggeser kehidupan nyatanya ke dunia maya. Mereka mengabaikan pekerjaan dan silaturrahmi sosial yang nyata ke kehidupan yang serba maya. Di mana pun mereka berada, mulai dari rumah, di kantor, di warnet dan dimana saja mereka nongkrong terus di dunia maya, di Facebook. Sampai ada yang bolos sekolah, bolos dinas. Bahkan ada yang masih dalam jam kerja pun, mereka tidak mengerjakan tugasnya. Tapi asyik ngerumpi di Facebook.
Saya:
Owh begitu ya.
Tuhan:
Apa yang mereka lakukan di sana. Kalau untuk tujuannya positif ya baguslah. Malah dianjurkan. Tapi yang banyak terjadi mereka di-ninabobok-kan. Dibodohkan. Asyik tenggelam terbawa arus. Mereka menulis apa saja sebebas-bebasnya. Curhat apa saja. Tapi mereka lupa apa yang mereka tulis bisa diabaca oleh banyak orang, sehingga tidak ada lagi ruang privacy. Semuanya lebur tanpa batas.
Kenapa tiba-tiba engkau mengatakan Facebook memperbodoh manusia Tuhan?
Tuhan:
Anda kan bisa lihat prilaku dan kebiasaan para penggila facebook.
Saya:
Saya lihat mereka menemukan keasyikan dan semakin banyak mempunyai teman di sana. Itukan situs jejaring sosial. Tempat berkumpulnya banyak orang untuk saling berteman?
Tuhan:
Maksud awalnya sih memang begitu. Tapi yang terjadi apa?
Saya:
Maksudnya?
Tuhan:
Manusia sekarang sudah terbuai, kecanduan bahkan sudah mabuk dengan Facebook. Tiada hari tanpa upadate status. Gonta ganti foto. Gosip. Membongkar-bongkar aib sendiri, chatting hal-hal yang tidak perlu dan masih banyak lagi.
Saya:
Tapi kan sangat bermanfaat sekali Tuhan. Orang-orang yang tadinya tidak tahu sama sekali dengan dunia teknologi, gara-gara Facebook sekarang sudah banyak masyarakat yang melek teknologi. Bahkan semakin mencintai dunia IT tersebut. Jadi apa yang menjadi masalah Tuhan?
Tuhan:
Ya mereka sudah menggeser kehidupan nyatanya ke dunia maya. Mereka mengabaikan pekerjaan dan silaturrahmi sosial yang nyata ke kehidupan yang serba maya. Di mana pun mereka berada, mulai dari rumah, di kantor, di warnet dan dimana saja mereka nongkrong terus di dunia maya, di Facebook. Sampai ada yang bolos sekolah, bolos dinas. Bahkan ada yang masih dalam jam kerja pun, mereka tidak mengerjakan tugasnya. Tapi asyik ngerumpi di Facebook.
Saya:
Owh begitu ya.
Tuhan:
Apa yang mereka lakukan di sana. Kalau untuk tujuannya positif ya baguslah. Malah dianjurkan. Tapi yang banyak terjadi mereka di-ninabobok-kan. Dibodohkan. Asyik tenggelam terbawa arus. Mereka menulis apa saja sebebas-bebasnya. Curhat apa saja. Tapi mereka lupa apa yang mereka tulis bisa diabaca oleh banyak orang, sehingga tidak ada lagi ruang privacy. Semuanya lebur tanpa batas.
Jadi tidak heran sekarang timbul penyakit masyarakat gaya baru.
Timbul pertengkaran, selingkuh, pelecehan sesksual, pelecehan nama baik,
dan seterusnya (lebih jelasnya baca disini). Apa memang untuk itu tujuan facebook dibuat?
Saya:
Ya sebenarnya menurut saya itu efek Tuhan. Tujuannya ya untuk jejaring sosial. Para pengguna bisa saling interaksi dengan siapa saja dan dari mana saja.
Tuhan:
Ya makanya. Kalau prakteknya memang begitu sih tidak masalah. Tapi apa yang terjadi?
Saya:
Jadi kesimpulan bagaimana? Dan apa solusinya Tuhan?
Tuhan:
Ya sebaiknya para penggila Facebook coba berfikir ulang. Apakah mereka benar mendapat kan sesuatu atau justru sudah kehilangan sesuatu di sisi lain. Memang mereka sudah mendapat 1000 teman di Facebook, tapi di kehidupan nyata mereka apakah juga begitu. Jangan-jangan mereka secara perlahan justru sudah mulai kehilangan teman nyatanya dalam kehidupan sehari-hari satu persatu.
Mereka mungkin mendapatkan teman curhat yang mengasyikan di Facebook. Tapi dalam kehidupan nyatanya, apakah mereka juga begitu? Jangan-jangan justru mereka tidak punya waktu lagi untuk curhat dengan teman, anak, isteri, sanak saudara dan tetangga mereka di dunia nyata. Karena waktu mereka sudah on time di Facebook.
Saya:
Apalagi Tuhan?
Tuhan:
Sangat banyak lagi. Tapi sebenarnya kalau saja mereka mau melirik Facebook lebih dari sekedar main-main. Bisa untuk menjadi lahan promosi usaha, media pendidikan.
Saya:
Bagaimana itu Tuhan?
Tuhan:
Ya kan tinggal dipajang apa usaha yang anda geluti di situ. Dipajang gambarnya. Diberi keterangan. Terus sambil chatting dan menulis komentar hal itu kan juga bisa disisipkan. Jadi disamping teman dapat sekaligus juga menghasilkan. Apalagi kalau punya modal. Justru bisa pasang iklan. Walaupun bayar iklannya mahal, tapi hasilnya bisa jauh lebih luar biasa. Karena facebook sekarang termasuk situs no.2 populer di internet, hampir-hampir mengalahkan google.
Bisa anda bayangkan berapa banyak pengguna facebook dalam sehari. Sekian persen saja yang melirik iklan anda, wah … itu sudah luar biasa.
Saya:
Lalu caranya?
Tuhan:
Ya anda buatlah sebuah website atau blog bisnis. Terus anda promosikan di Facebook.
Saya:
Tapi bayar iklannya kan mahal Tuhan?
Tuhan:
Itu gampang. Gunakan saja yang serba gratis. Websitenya gratis dan iklannya juga gratis.
Saya:
Ya sebenarnya menurut saya itu efek Tuhan. Tujuannya ya untuk jejaring sosial. Para pengguna bisa saling interaksi dengan siapa saja dan dari mana saja.
Tuhan:
Ya makanya. Kalau prakteknya memang begitu sih tidak masalah. Tapi apa yang terjadi?
Saya:
Jadi kesimpulan bagaimana? Dan apa solusinya Tuhan?
Tuhan:
Ya sebaiknya para penggila Facebook coba berfikir ulang. Apakah mereka benar mendapat kan sesuatu atau justru sudah kehilangan sesuatu di sisi lain. Memang mereka sudah mendapat 1000 teman di Facebook, tapi di kehidupan nyata mereka apakah juga begitu. Jangan-jangan mereka secara perlahan justru sudah mulai kehilangan teman nyatanya dalam kehidupan sehari-hari satu persatu.
Mereka mungkin mendapatkan teman curhat yang mengasyikan di Facebook. Tapi dalam kehidupan nyatanya, apakah mereka juga begitu? Jangan-jangan justru mereka tidak punya waktu lagi untuk curhat dengan teman, anak, isteri, sanak saudara dan tetangga mereka di dunia nyata. Karena waktu mereka sudah on time di Facebook.
Saya:
Apalagi Tuhan?
Tuhan:
Sangat banyak lagi. Tapi sebenarnya kalau saja mereka mau melirik Facebook lebih dari sekedar main-main. Bisa untuk menjadi lahan promosi usaha, media pendidikan.
Saya:
Bagaimana itu Tuhan?
Tuhan:
Ya kan tinggal dipajang apa usaha yang anda geluti di situ. Dipajang gambarnya. Diberi keterangan. Terus sambil chatting dan menulis komentar hal itu kan juga bisa disisipkan. Jadi disamping teman dapat sekaligus juga menghasilkan. Apalagi kalau punya modal. Justru bisa pasang iklan. Walaupun bayar iklannya mahal, tapi hasilnya bisa jauh lebih luar biasa. Karena facebook sekarang termasuk situs no.2 populer di internet, hampir-hampir mengalahkan google.
Bisa anda bayangkan berapa banyak pengguna facebook dalam sehari. Sekian persen saja yang melirik iklan anda, wah … itu sudah luar biasa.
Saya:
Lalu caranya?
Tuhan:
Ya anda buatlah sebuah website atau blog bisnis. Terus anda promosikan di Facebook.
Saya:
Tapi bayar iklannya kan mahal Tuhan?
Tuhan:
Itu gampang. Gunakan saja yang serba gratis. Websitenya gratis dan iklannya juga gratis.
Saya:
Ooh ada ya yang serba gratis begitu?
Tuhan:
Ya ada lah. Sangat banyak malah. Anda bisa buat blog dengan blogger.com, worpress.com, Multyply, Druppal, dan sejenisnya. Terus nanti anda tulis alamat blog anda pada tauatan di Facebook. Atau lewat aplikasi Networked blognya. Jadi setiap anda upadate atau isi blog baru anda, akan langsung tampil di Facebook. Nah, nanti para pengguna facebook kan melihat. Lalu secara tidak sengaja mereka mengklik dan membacanya. Nah kalau mereka tertarik? Itu kan suatu peluang.
Saya:
Wah .. menarik sekali ya. Terus cara membuat blog itu gimana Tuhan? Sulit nggak?
Tuhan:
Tidak sesulit yang dibayangkan sebenarnya. Bahkan banyak diantara pelakunya atau para blogger yang membuat blog itu rata-arta anak muda. Mulai dari siswa SMP sampai mahasiwa. Yang sudah bekerja dan sudah berumah tangga juga ada. Tapi rata-rata banyak yang muda.
Saya:
Wah …. Sepertinya sangat menarik yah!
Tuhan:
Ya makanya anda jangan hanya main chatting-chattingan saja. Anda harus ingat. Ratusan juta orang seperti anda di dunia maya, sudah membuat pemilik Facebook itu kaya raya.
Saya:
Lho? Kaya raya? Dari mana mereka dapat uang? Bukankah Facebook itu gratis?
Tuhan:
Anda yang gratis. Tapi yang masang iklan di situ? Minta ampun mahalnya kalau masang iklan di Facebook.
Saya:
Kok bisa mahal Tuhan?
Tuhan:
Ya tapi tadi sudah saya katakan. Facebook sekarang sudah rangking no.2 populer di dunia. Karena harga iklan itu sangat dipengaruhi oleh popularitas suatu situs.
Saya:
Wah … kalau begitu kita masuk para penggunanya masuk perangkap saja berarti ya mas?
Tuhan:
Ya makanya. Sadar! Jangan mau kalah. Itu pemilik Facebook sendiri, Mark Zuckerberg, masih muda. Tapi sudah kaya raya. Karena apa? Dia menggali ilmunya dan akhirnya memanfaatkan ilmunya untuk bisnis. Google sendiri pernah mau membeli Facebook. Tapi dia tidak mau. Karena dia melihat Facebook berkembang dengan pesat dan dia yakin suatu saat nanti jauh akan lebih menguntungkan dengan membangunya sendiri dari pada sekedar menjualnya. Dan sekarang terbukti kan?
Saya:
Owh…. Em, kalau membuat blog itu sendiri bagaimana Tuhan. Apakah tidak sama cara-caranya dengan membuat Facebook?
Tuhan:
Ya bedalah. Di facebook anda hanya pengguna. Kalu di blog anda pemilik.
Saya:
Maksudnya Tuhan?
Tuhan:
Ibaratnya begini. Facebook itu sebuah gedung atau mol besar. Lalu para pengguna bisa berkumpul dan main-main di situ. Segala fasilitas disediakan. Anda mau kirim-kirim foto, menulis catatan harian, mau chatting, semuanya sudah disediakan. Dan anda tinggal menggunaknnnya dengan sangat mudah. Tidak perlu dipelajari dengan susah.
Tapi kalau blog, andalah yang punya gedung atau toko sendiri. Anda buat sendiri dan anda isi sendiri. Termasuk fasilitas yang anda sediakan. Jadi yang berkunjung ke blog anda, lebih kurang sama statusnya dengan para penggila facebook. Kekuasaan ada ditangan anda, mau anda giring kemana pengunjung anda. Mau sekedar membaca dan silaturrahmi saja, atau mau anda giring untuk membeli produk yang anda jual.
Jadi di blog anda harus punya ilmunya. Tidak bisa manja seperti di Facebook. Tapi kan manfaatnya juga setimpal. Dan kepuasaannya? Jauh lebih mengasyikan dari pada Facebook. Tergantung berapa banyak sisi yang anda bidik dalam tujuan anda membuat blog. Tergantung juga pada isinya.
Saya:
Wah …. Sangat menarik! Tapi di mana saya bisa belajar membuat blog Tuhan?
Tuhan:
Kalau soal tempat belajar sangat banyak. Anda bisa belajar lewat kursus, pelatihan, buku dan ebook. Atau buka saja blog-blog yang isinya tutorial tentang membuat blog. Di blog Belajar Saraf ini pun ada tutorial cara membuat blog, anda tinggal mendownloadnya saja kok.
Saya:
Oh begitu ya. Baiklah Tuhan, saya akan mencobanya sekarang.
tuhan apaan bro...
BalasHapushahahaha..kok tuhan bisa di ajak ngomong sekalian z broo minta kaya....
BalasHapusTuhan imajiner mas brow....
BalasHapus