Merawat Tuhan Dengan Dongeng

Unknown | 13.21 |
Riwayat pembuktian keberadaan Tuhan berlalu sangat melelahkan dari masa-masa. Bermacam bentuk rasionalisasi dinyatakan untuk membuktikan perntanyaan tentang keberadaan Tuhan. Lalu apakah Tuhan sudah terbukti keberadaanya ? Berbagai cerita, dongeng dan analogi jawaban menarik dikemukakan. Ada analogi tukang jam, analogi tukang cukur, analogi rakit, analogi angin topan yang bertiup di rongsokan besi tua yang akhirnya membentuk pesawat terbang dll.
Intinya adalah mencoba menjelaskan bahwa  segala sesuatu tidak terjadi dengan sendirinya, pasti ada yang membuatnya yaitu Tuhan.

Berikut ini adalah kisah-kisah analogi yang menjadi dongeng sebagai pembuktian keberadaan Tuhan, yang saya tulis kembali dari pembaca blog Belajar Saraf ini :

Tukang Cukur Dan Pelanggannya.
Tukang Cukur   : "Mas, sampeyan percaya nggak Tuhan itu ada"?
Pelanggan        : "Saya percaya Tuhan ada"
Tukang Cukur : "Kalau memang Tuhan ada kenapa Dia tidak mampu menyelesaikan itu lumpur lapindo, padahal sudah ribuan orang berdoa agar itu lumpur masuk lagi ke bumi. Dan menyelesaikan seabreg lagi masalah di negara kita".
Pelanggan        : "Itu adalah ujian dari Tuhan untuk manusia".
Tukang Cukur  : "sampeyan salah mas, itu adalah berarti Tuhan itu tidk nyata alias tidak ada".
Pelanggan terdiam. Beberapa menit kemudian lewat orang dekil dgn rambut panjang kusut sedada dan baju-celana compang-camping.
Pelanggan       : "Bang, tukang cukur ada banyak ya di negara kita"?
Tukang Cukur : "Sampeyan ngomong apa, ya jelas banyak toh, di sini saja pesaing saya ada puluhan, ini baru se RW sini".
Pelanggan      : "hehe...Abang enggak lihat itu orang compang-camping kok di biarin tidak diurus rambutnya? kenapa puluhan tukang cukur di sini tdk mampu selesaikann rambut itu orang, kasihan kan Bang? berarti tukang cukur tidak nyata donk" !
Tukang Cukur  : "lha...salah dia sndiri toh enggak nyamper ke sini".
Pelanggan      : "Insya Alloh sperti itu juga bang, Tuhan itu nyata. Kalau masih ada seabreg kasus menimpa manusia, jangan salahin Tuhan, manusianya yang tidak mendekat ke Tuhan".

Anak Tikus Dan Jebakan
Ada cerita si anak tikus bandel dia tidak peduli akan nasehat ibunya agar tidak masuk ke dalam sentreg (penjebak tikus). Tikus Kecil : bilang "mama, itu ada daging segar di situ, saya lapar". Mama : jangan nak, itu jebakan manusia. itu sentreg ada tutupnya, nanti kamu masuk, dagingnya ke goyang sedikit, kamu terjebak, maka akan muncul manusia membawa api dan pecut, kamu akan di siksa manusia pake api, di rebus di air panas, di tusuk-tusuk". Tikus Kecil : "mana mama? tidak ada manusia, ah mama bohong". Mama : "jangan nak, pasti nanti ada manusia". Tikus kecil itu masuk ke dalam sentreg dan persis terjadilah kenyataan apa yang di ceritakan mama-nya. Begitu juga dengan Tuhan. Dia itu ada namun manusia tidak mampu untuk melihatnya.

Ikan dan Pancing
Juga ada si ikan kecil nakal yang hendak memakan umpan cacing pada sebuah kali. Namun dia tidak mendengar kata-kata ibunya. Ibu : "jangan nak, jangan kau makan cacing itu, itu ada talinya tersambung ke darat, nanti kalau kamu makan itu cacing, kamu akan ditangkap manusia di darat, dia akan menusuk-nusuk kamu, memanggang kamu dan memakan kamu. Ikan Kecil : "ah, enggak ada kok ma". Ikan kecil bandel itu pun tetap memakan cacing itu. Dan dijumpai-lah manusia dengan pisau, bumbu dapur, arang bakar dan sambal. Dan dia pun mati terpanggang. Tuhan juga tidak bisa terlihat oleh manusia biasa. Dia ada dan hanya manusia tertentu saja yang mampu mengetahui keberadaanya.

Dan banyak lagi cerita-cerita lain yang bisa anda cari sendiri dalam situs atau buku-buku disekitar anda

Lalu apakah dengan semua cerita analogi tersebut membuktikan bahwa Tuhan benar-benar nyata ? Setelah anda membaca dan mendengar analogi tersebut, Tuhan bisa nampak didepan mata anda, anda bisa merabanya, anda bisa mendengar suaranya, anda bisa mecium aromanya ? Tidak sama sekali.

Cerita tersebut menjelaskan bahwa manusia memang tidak dapat menemukan rasionalisasi keberadaan Tuhan. Sehingga dibuatlah analogi-analogi tersebut yang diciptakan untuk menghibur nalarnya. Cerita-cerita tersebut terus-menerus diproduksi dan dirawat secara turun temurun. Sehingga menjadi sebuah kisah dongeng yang wajib diceritakan untuk me-ninabobo-kan anak-anak kecil yang nakal dan susah tidur.

Lalu dimanakah Tuhan ?
Tuhan tetaplah tidak nyata, kecuali dalam kisah-kisah dongeng pengantar tidur.



Postingan yang Bersenggama



Comments
0 Comments

0 komentar :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar atau sumpah serapah anda disini.
Belum tahu cara berkomentar? klik saja DISINI